Senin, 03 April 2017

KANDANG BARU

KANDANG BARU

Kondisi rumah keluarga kami yang berada di daerah perkotaan, di lingkungan perumahan padat penduduk, merupakan satu tantangan tersendiri dalam membuka usaha penangkaran murai batu. Selama ini kami mencoba menangkar murai batu pada kandang minimalis pada 2 (dua) tempat, in door dan out door. 
Kandang indoor berupa kandang yang terbuat dari aluminium ram hijau dengan ukuran pxlxt 100 cm x 80 cm x 200 cm. Sedangkan kandang out door berukuran pxlxt 90 cm 90 cm x 250 cm kandang permanen. Kandang indoor meski tidak langsung mendapat sinar matahari tetapi cukup mendapat sinar karena atap rumah sebagian atap fiber. Karena indoor dan atap tidak tinggi dengan bahan atap dari asbes membuat suasana ruang kandang menjadi panas dan harus memanfaatkan exhaust fan untuk pergantian udaranya.
Kandang outdoor terlalu banyak sinar matahari terutama sore hari sehingga berasa sangat panas ditambah dengan kandang yang temboknya dilapis semen semakin membuat gerah ruangan kandang. Untuk antisipasinya sudah saya buatkan suasana gemericik air dengan memanfaatkan ember cucian.

Sejak ada cuaca ekstrim beberapa tahun yang lalu membuat produktifitas penangkaran kami turun drastis. Berbagai analisa mengerucut pada kondisi kandang yang kurang representatif untuk penangkaran.
Dengan latar belakang tersebut menimbulkan niat kami untuk mengorbankan satu ruangan di bagian belakang rumah kami untuk kandang murai. Maka sejak tanggal 8 Maret 2017 kami minta tolong saudara kami yang berprofesi sebagai tukang untuk merealisasikan mimpi kami. 
Di bawah ini beberapa dokumentasi proses pembuatan kandang baru di penangkaran kami.





Terdapat 7 kandang dengan ukuran pxlxt 180 cm x 90 cm x 200 cm. Hari ini Senin 3 April 2017 pembangunan kandang baru masih dalam proses pengerjaan.
Dengan kandang baru ini semoga produktifitas penangkaran murai batu kami menjadi sangat baik, aamiin.

Senin, 15 Agustus 2016

MENANGKAR PUTER PELUNG

Menangkar murai batu tidaklah segampang yang saya kira. Sudah lama penangkaran murai batu saya tidak berproduksi. Untuk menjaga semangat menangkar tetap membara saya mencoba menangkar burung yang mudah dikembangbiakkan. Pilihan jatuh pada puter pelung, burung puter yang mempunyai suara anggungan yang mengalun panjang.

Untuk keperluan tersebut saya membeli sepasang piyik puter pelung pada DTP Anugerah Semarang yang spesialis burung puter pelung di Semarang. Banyak pilihan di sana. Saya memilih anakan tunggal dari puter yang bersuara besar panjang dengan ring DTP 17 dan piyik betinanya dari jenis puter pelung dengan suara yang melengking mengalun.
Piyik umur 1 bulan yang saya ambil akhir Pebruari 2016
DTP016 betina

DTP 017 Jantan.

19 Juli 2016 sudah punya anak sepasang, umur induknya baru 7 bulan

siap disematkan ring saat berumur seminggu, ring ASJ 01 (jantan) dan ASJ 02 (betina)
coretan pengingat type suara induknya
                                            Video suara DTP 017 jantan .
satu keluarga

umur 1 bulan lebih saat sudah disapih dari induknya

Dengan lancar nya dalam menangkar sepasang puter pelung ini semoga turut memberi arti bagi penangkaran murai batu di tempat kami. (NDH_15082016)

PERIODE PENGERAMAN KEDUA
Saat anak periode pertama berumur satu bulan, betina pasangan puter pelung ini sudah bertelur dan mengeram kembali. Akan tetapi pada saatnya menetas ternyata tiada kunjung menetas juga. Dan akhirnya tidak menetas. Setelah saya pecah ternyata satu buah telur tidak ada embrionya, bening. Sedangkan yang satunya lagi sudah busuk tidak terlihat adanya janin.

PERIODE PENGERAMAN KETIGA
Baru kemudian setelah kedua anaknya dari periode pengeraman pertama saya sapih dan keluarkan dari kandang penangkaran, 2 butir telur dari periode pengeraman ketiga menetas pada tanggal 15 dan 16 September 2016. Alhamdulillah...
Inilah penampakannya setelah berumur 6 hari, saat disuapi oleh bapaknya:
Bapak suapi anak
Emaknya melihat dari kejauhan
Bapaknya melihat dari kejauhan  










































 penyematan ring ASJ_3 dan ASJ_4
23 September 2016 pada saat umur 8 hari